Harus darimana lagi saya harus berbicara
Jika mengawali kata hanya mengikat saya pada kepedihan akan
masa lalu yang menyiksa tanpa jeda
Yang membuat saya menangis tanpa suara
Lantas saya harus terus menyalahkan air mata ?
atau kenangan yang membunuh tanpa bertanya
cinta , kamu , kamu , cinta , apa bedanya ?
ah bullshit :)
Mengapa saya harus bicara tentang dulu ?
Sementara saya muak bicara tentang masalah hati
Tentang perasaan cinta yang diabaikan
Tentang sakit yang tersisa dari serpihan serpihan kenangan
Dan isakan isakan panggilan akan namamu yang tak kunjung menemukan jawaban
Tentang rentang waktu yang saya sia-siakan untuk menunggu
dengan bodohnya
Merangkak dengan begitu menjijikkan mengharapkanmu kembali ,
begitu hinanya saya sebagai pengemis cinta
mencari celah celah dari harapan yang kau berikan secara sengaja , membuat saya terlihat lebih memalukan sebagai fakir asmara
Tentang malam malam yang membuat saya tenggelam dalam
depresi hati
Membuat saya begitu naïf dan mati
Sementara kamu tak berniat untuk memungut sampah yang sudah
kamu buang ini lagi
Sementara saya terus peduli dan kamu hanya tertawa
menertawakan sepi yang menyiksa saya semakin menjadi jadi
Saya selalu mengingat satu berlian dari sejuta kerikil
kotormu
Diantara hening dan manisnya perih ada tangis yang tercipta secara tidak sengaja
Selalu ada luka yang menganga
Jika dunia harus bertanya tentang siapa kamu
Sekalipun matahari bertanya seterang apa sosokmu di hati
saya
Atau Seberapa jauh saya terus bertahan merindukan kamu ,
Kini saya menemukan akhir dari harga diri yang diperbudak
cinta
Menemukan titik lelah dari pembodohan asmara
Samar samar saya melihat masih ada cahaya yang tersisa
diujung cerita yang ratusan hari saya ratapi
Kamu orang yang pantas untuk saya rindukan , itu pasti
Tapi tidak untuk menyiksa saya sejauh ini
Tidak untuk menyakiti saya sedalam ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar